SITUBONDO Indonesia Emas.com – Untuk memastikan seluruh aktivitas pelayaran aman dan efisien, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan terapkan teknologi mutakhir di wilayah lautan Situbondo serta Madura. Hal ini dilakukan mengingat wilayah lautan tersebut memasuki era baru keselamatan maritim.
Ruang kendali canggih Maritime Command Center (MCC) menjadi garda terdepan dalam memantau aktivitas pelayaran 24 Jam, dengan didukung Automatic Identification System (AIS). Teknologi ini memungkinkan KSOP merespons cepat setiap potensi gangguan dan sekaligus mencegah risiko kecelakaan.
“Dengan dukungan Automatic Identification System (AIS), setiap kapal yang melintas pelabuhan strategis seperti Jangkar, Pulau Sapudi, hingga Kalbut dapat dilacak secara real-time. Pengawasan kami menjadi lebih presisi, sehingga keselamatan pelayaran dapat terjamin,” ujar Kepala KSOP Panarukan, Herland Aprilyanto, Senin (30/12/2024).
Herland menyampaikan dengan sistem pemantauan berbasis teknologi, MCC mampu mendeteksi setiap potensi ancaman mulai dari kepadatan lalu lintas kapal sampai gangguan operasional di pelabuhan. Serta memberikan solusi cepat dalam setiap situasi darurat.
“Penerapan AIS juga mampu mempercepat modernisasi pelabuhan di wilayah Situbondo, Madura, dan Banyuwangi.
Kami optimistis langkah ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan KSOP Panarukan. Kami ingin masyarakat dan dunia usaha melihat pelabuhan kami sebagai pintu gerbang maritim yang handal dan berdaya saing,” ujarnya.
Dengan pengawasan menyeluruh, KSOP Panarukan tidak hanya berfokus pada keselamatan, tetapi juga keberlanjutan sektor maritim. Teknologi modern kini menjadi pilar utama dalam menjaga lautan Indonesia tetap aman dan produktif.
Langkah strategis ini menjadi bukti nyata bahwa KSOP Panarukan siap menghadapi tantangan era digital, menjadikan pelabuhan-pelabuhan di wilayah ini sebagai model bagi pengelolaan maritim yang lebih maju di masa depan. Saat ini setiap pelabuhan harus memiliki MCC.
“Setiap kapal wajib menghidupkan atau mengaktifkan AIS. Kewajiban tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 7 Tahun 2019 tentang pemasangan dan pengaktifan sistem identifikasi otomatis bagi kapal yang berlayar di wilayah perairan Indonesia,” terangnya.
Dia menambahkan, KSOP Panarukan juga menggunakan aplikasi Indonesia Weather Information System (INA-WIS) yang merupakan inovasi digital dari BMKG. Pihaknya mengadopsi aplikasi tersebut dari BMKG terkait dengan update cuaca dan untuk mengetahui kondisi cuaca secara riil pada saat itu juga, karena cuaca ekstrim tak menentu. Sehingga bisa menjadi pedoman KSOP Panarukan untuk memberangkatkan ataupun menunda pemberangkatan kapal.
“Operasional INA-WIS ini 24 jam. Kedepan kami akan sediakan layanan informasi agar nelayan atau masyarakat sekitar bisa menanyakan kondisi cuaca terkini,” tutupnya.(Nim/Deasy)